“Kepada para mahasiswa yang merindukan kejayaan
Kepada rakyat yang kebingungan di persimpangan jalan
Kepada pewaris peradaban yang telah menggoreskan
Semua catatan kebanggaan di lembar sejarah manusia
Wahai kalian yang rindu kemenangan
Wahai kalian yang turun ke jalan
Demi mempersembahkan jiwa dan raga untuk negeri tercinta…”
::Totalitas perjuangan::
Kepada rakyat yang kebingungan di persimpangan jalan
Kepada pewaris peradaban yang telah menggoreskan
Semua catatan kebanggaan di lembar sejarah manusia
Wahai kalian yang rindu kemenangan
Wahai kalian yang turun ke jalan
Demi mempersembahkan jiwa dan raga untuk negeri tercinta…”
::Totalitas perjuangan::
Setiap kali denger lagu itu..
Bagian dalam diri gw terbangun (merinding kalo bisa dibilang).. rasa nasionalisme gw kah? Atau rasa bersalah gw?
Hingga saat ini hanya memikirkan diri… hingga saat ini masih terjebak dalam pemikiran. Tanpa realisasi.
Jadi inget ketika gw ikut Forum Indonesia Muda (sekarang FIM 7, sedang gw FIM 6)… ketika banyak peserta memiliki visi yang sama, dan memiliki kemauan serta kemampuan (yang nyaris sama) untuk menjalankan misi… (entah gw termasuk ato ga)
Sedangkan gw? Ikut terbawa emosi juga ketika denger Bunda Tatty Elmir, dibantu Ibu Masnah Sari, S.H. presentasi tentang ASA (Aliansi Selamatkan Anak) Indonesia, atau ketika dr. Jose Rizal berbicara di depan forum mengenai awan buatan, atau ketika seorang mahasiswa ITB yang meminta bantuan Pak Imam Gunawan berupa dukungan moril buat aksinya ke lembaga sensor film,… tapi setelah itu?
Apa yang gw perbuat?
Hanya diam.
“Kilau cahayamu, memang tak seberapa
Kepak sayapmu mungkin takkan menghentak dunia
Terangmu hanyalah, sahabat orang desa
Mainan bocah kampung di gelapnya beranda
Dan kutatap lagi, dikau kunang-kunang
Terangmu berpindah dari hutan bambu
Ke rumpun pisang di pinggir kolam,
berbatas sawah di rumah nenek….. ooh indahnya
Meski kerlip cahayamu kecil
Redup, tak amat terang
Namun tetap yakin menyinari malam
Kunang-kunang kecilku jadi penerang
Berhimpunlah dikau wahai kunang-kunang
Taklukkan pongahnya malam kelam
Berhimpunlah dikau wahai kunang-kunang
Di bumi Pertiwi kita ciptakan bintang-bintang.”
Song by Tatty Elmir & Kak Sur. Sebuah lagu untuk kita, para kunang-kunang.Kepak sayapmu mungkin takkan menghentak dunia
Terangmu hanyalah, sahabat orang desa
Mainan bocah kampung di gelapnya beranda
Dan kutatap lagi, dikau kunang-kunang
Terangmu berpindah dari hutan bambu
Ke rumpun pisang di pinggir kolam,
berbatas sawah di rumah nenek….. ooh indahnya
Meski kerlip cahayamu kecil
Redup, tak amat terang
Namun tetap yakin menyinari malam
Kunang-kunang kecilku jadi penerang
Berhimpunlah dikau wahai kunang-kunang
Taklukkan pongahnya malam kelam
Berhimpunlah dikau wahai kunang-kunang
Di bumi Pertiwi kita ciptakan bintang-bintang.”
Tapi apakah gw pantas disebut salah satu dari kunang-kunang tersebut??
… speechless …
terakhir, sebuah pesan dari Bunda kepada para kunang-kunang,
“Kepemimpinan adalah suatu tindakan nyata. Jalan masih jauh, bangsa kita masih terseok-seok meniti lumpur peradaban dan cobaan yang kian hari kian menggila. Kalian harus selalu sehat, kuat, rukun, saling mencintai, saling membela dalam kebenaran untuk melewatinya. Cinta dan doa kami akan menyertai senantiasa ! Insya Allah…. Amin Ya Rabb.”
- Tatty Elmir.ALLAHUMMA AMIN….
Firefly
ReplyDeletecould u shine your light?
now i know your ways
cz they're just like mine
now i'm justified
as i fall in line
n it's hard to try
when you're open wide
(breaking benjamin - firefly)
@ pipit: hehe..kayanya aku pernah ambil ni lagu dari flashmu deh...kalo ga salah si waktu kamu burn apa gitu aku lupa.. hehe. makasih, yup..
ReplyDelete