14.7.12

satelit

suatu ketika kau ada di sini
namun ternyata kau telah di sana.
karena waktu yang berbeda?
atau karena jarak?
dimensi ruang dan waktu.
siklus, bukan? 

seperti konsep gravitasi yang ada karena lamunan apel yang jatuh.
mungkin kisah ini seperti itu.
atau bisa jadi seperti mitologi yunani yang entah ada atau hanya kiasan,
yang disebut sebagai budaya. 

karena pada akhirnya semua terhubung. 
entah pada celah waktu ataupun ruang 
mungkin bukan sekarang atau di tempat ini 
bisa jadi.. memang di tempat ini dan di masa depan, 
atau juga saat ini namun di tempat lain. 


seperti gravitasi, mungkin butuh lamunan berkualitas untuk dapat mengungkapnya dalam barisan rumus.


http://blog.askyfullofstars.com/tag/crescent-moon/

3.7.12

membacamu



ahh..
kau seperti sungai, kasih...
yang selalu merendah...yang akan menampakkan apa yang kau lewati... yang selalu mengalir, mengantarkan kepada rumah; laut.


obliviate!


padahal bagiku 'ingatan' adalah hal yang paling berharga, terlebih tentangnya.

tapi mengapa seperti ada orang yang merapal mantra itu untukku?

ahh, mereka seperti tetesan hujan yang telah tertelan tanah. meresap, hilang, dan kembali ke bumi.

hujanlah. agar aku bisa merasakan deras tetesan itu lagi.

tolong.





waise heil

mengapa saat aku marah padamu malah sakit yang kurasa?


sakit karena kau hanya diam dan tetap dapat tersenyum...

sedangkan aku??? semakin marah pada diri sendiri karena telah menggoresmu untuk kesekian kalinya...

di atas palet


anggap saja warnaku biru, sedang warna kamu kuning.
bukankah kita ingin mencipta hijau?
hijau seperti apa yang kita inginkan kasih?
ada berbagai macam warna hijau di sana...
bukankah harus seimbang dalam berbagi warna kita?
agar tercipta warna yang sempurna sesuai versi kita?


aku ingin hijau. sebenarnya hijau.
kamu?




*gw harusnya belajar dari warna. iya, gw ga suka kuning. amat sangat ga suka sekali. banget. tapi tanpa kuning ga bakalan ada ijo, kan???