iya
tidak, kau tidak menyayangiku,
kau menyukaiku yang sedang berbahagia,
kau menyukaiku saat aku sedang tertawa,
kau menyukaiku karena harapanmu terhadapku,
kau membayangkan kebahagiaan bila bersamaku
kau menginginkan hubungan yang penuh canda tawa denganku.
tapi kau salah...
aku tidaklah penuh dengan sukacita,
lebih banyak tangisku daripada tawaku
lebih banyak amarahku daripada baikku
lebih banyak redupku dibanding terangku
...
mengapa kau hanya diam?
sudah?
apanya?
sudah mengecilkan dirimu sendiri?
sudah menganggapku sedemikian hina?
hei, aku tidak menghinamu...
memang tidak secara langsung,
tapi dengan berkata seperti itu kau meremehkan kasih sayangku,
dengan pernyataan-pernyataan itu kau menganggap palsu perasaanku,
apa aku salah dalam berharap hubungan yang membahagiakan?
apa aku salah bila menginginkan hubungan yang damai?
aku suka tawamu, aku suka tangismu,
aku suka cahayamu, aku suka bayanganmu,
sampai kapan kau akan begini?
....
kapan kau akan menyadari bahwa dirimu pantas untuk disayangi?
kapan kau akan menyadari bahwa kau amat sangat memesona
sampai kapan kau tak mau melihat bahwa aku menyayangimu?
sampai kapan kau tak mau mengakui bahwa kau juga mengasihiku?
karena aku merasakan sayangmu dalam amarahmu
karena aku merasakan kasihmu dalam tangisanmu
karena aku merasakah perasaanmu yang sesungguhnya saat kau tak memaksakan dirimu untuk selalu berbinar...
......